
REMBANG, Joglo Jateng – SMA Negeri 2 Rembang memanfaatkan momen Bulan Ramadhan tahun 2025 bukan hanya untuk belajar rutin, tetapi juga untuk menanamkan nilai-nilai positif kepada siswa.
Menurut Kepala Sekolah SMA N 2 Rembang, Suhardi, Ramadhan adalah kesempatan untuk mendalami pengetahuan dan praktik keagamaan.
Kegiatan itu difasilitasi oleh keluarga, masyarakat, dan sekolah.
“Sinergitas kebersamaan antara ketiga pihak ini sangat penting dalam membentuk karakter siswa melalui pendalaman, internalisasi, dan pengamalan ajaran agama Islam,” jelasnya belum lama ini.
Berdasarkan Surat Edaran Bersama Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2025, Nomor 9 Tahun 2025, dan Nomor 400.6|1432.A/SJ, kegiatan pembelajaran selama Bulan Ramadhan tahun 2025 akan dilaksanakan dalam dua fase.
Pada fase pertama, antara tanggal 27 Februari hingga 28 Februari serta 3 hingga 5 Maret 2025.
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara mandiri di rumah, tempat ibadah, dan masyarakat.
Selama periode ini, siswa diharapkan untuk melaksanakan kegiatan yang mendukung pengembangan iman dan takwa mereka; seperti tadarus Al-Quran dan pesantren kilat bagi siswa Muslim.
Siswa yang beragama selain Islam melaksanakan kegiatan rohani sesuai agama masing-masing.
Pada fase kedua, yakni antara tanggal 6 hingga 20 Maret 2025, kegiatan pembelajaran akan kembali dilakukan di satuan pendidikan.
Tujuannya untuk meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia. Sekolah juga mendorong kegiatan sosial yang membentuk karakter siswa yang berbudi pekerti luhur.
Di SMA N 2 Rembang, kegiatan pembelajaran selama Ramadhan akan difokuskan pada pendalaman agama dan pengembangan karakter.
Pihaknya ingin para siswa menjalani ibadah bulan Ramadhan secara intensif.
Oleh karena itu, sekolah meningkatkan intensitas pengamalan ajaran agama melalui kegiatan ibadah yang dilakukan oleh siswa.
“Setiap siswa diminta untuk membuat laporan tentang kegiatan ibadah mereka. Yang akan menjadi bahan tambahan nilai mereka dalam kegiatan beribadah,” ungkapnya.
Suhardi menjelaskan, pada tanggal 27 – 28 Februari, serta 3 – 5 Maret 2025, siswa ditugasi untuk melibatkan diri dalam kegiatan ibadah di rumah dan masyarakat.
Kegiatan itu meliputi ziarah kubur (nyadran), silaturahmi, shalat Jumat, membantu orang tua mempersiapkan puasa, serta melaksanakan shalat tarawih dan tadarus Al-Quran.
“Kami ingin menciptakan suasana di sekolah yang senafas dengan keistimewaan Ramadhan. Kegiatan belajar rutin selama bulan Ramadhan memang dikurangi, tetapi intensitas upaya memperdalam penghayatan terhadap ajaran agama ditingkatkan untuk membentuk karakter akhlakul karimah,” tambahnya.
Menurut Suhardi, penting untuk memanfaatkan momen Ramadhan untuk mengembangkan karakter siswa.
Untuk itu penting adanya keterlibatan keluarga, masyarakat, dan sekolah secara dalam sinergi yang positif.
“Kami ingin siswa tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki akhlak yang baik. Momen Ramadhan ini adalah waktu yang tepat untuk mendalami ajaran agama secara lebih mendalam,” ujarnya.
Meskipun pembelajaran tatap muka lebih efektif, pembelajaran jarak jauh tetap diakui sebagai solusi yang memungkinkan siswa untuk terus belajar meski tidak berada di sekolah.
Pengalaman pandemi mengajarkan bahwa pembelajaran tidak selalu harus dilakukan secara tatap muka.
“Dengan kemajuan teknologi, siswa dapat tetap belajar dan mendalami materi dari rumah, meskipun kualitasnya tidak seoptimal pembelajaran tatap muka,” katanya.
Selama libur Idulfitri pada tanggal 21, 22, 24, 25, 26, 27, dan 28 Maret serta tanggal 2, 3, 4 ,5, 7, dan 8 Aptil 2025; siswa diharapkan melaksanakan silaturahmi dengan keluarga dan masyarakat untuk meningkatkan persaudaraan dan persatuan, tegasnya. (Uma).
Sumber berita : joglojateng.com